Ibu, izinkanlah aku menyatakan ini, bahwa…
Engkaulah
cahaya mentari yang selalu menghangatkanku,
Engkaulah
cahaya rembulan dalam petangku, yang selalu menghapus laraku dengan sentuhan
hangatmu
Engkaulah
pelangi hidupku, yang selalu setia memberi warna indahmu untukku
Engkaulah
wanita terhebat di duniaku. Ibu.
Ibu…
Saat
kata-kata kita tak sejalan
Saat
hati ini tersayat oleh hujatan
Apalah
jadinya jika engkau berpaling dariku
Ibu,
aku begitu rapuh, begitu rapuh
Aku
tak tahan, jika itu terjadi
Karna
engkau lebih dari seorang ibu
Engkau
kekuatan dalam jiwaku
Ibu,
aku selalu bangga membawa bekal yang kau siapkan untukku setiap paginya.
Dan aku sanggat senang bisa membawanya ke sekolah.
Ibu,
engakau selalu memberi perhatian yang maha agung. Maka percayalah pada anak
gadismu ini, ketika ragaku jauh darimu aku akan baik-baik saja. Karena untaian
doa dalam sujudmu selalu melindungi diriku.
Dan
saat itulah, aku pasti akan merindukan masakan ibu, aku pasti merindukan bekal
berbalut cinta yang selalu ibu bawakan untukku. Aku pasti merindukan,
saat-saat kita bercerita bersama, memasak bersama, melipat baju bersama, makan
bersama dan masih banyak hal yang lainnya yang pasti kurindukan.
Ibu..
Ketahuilah,
meski kata “sayang” tertahan kuat dalam setiap degup jantungku, bergejolak
dalam aliran darahku, aku tak dapat berbohong, aku tak bisa lepas dari pelukan
hangatmu. Besar harapanku membahagiakan dirimu wahai malaikat jiwaku. Ibu
dengarkanlah kata singkat ini “Ibu, aku sangat mencintaimu, aku sangat
menyanyangimu, engkau wanita terhebatdalam hidupku.”
Dari anak gadis
yang selalu dalam lindungan cintamu
Nonik Sumarsih
Posting Komentar