Author: noni arsy
•04.28

Ibu, izinkanlah aku menyatakan ini, bahwa…
Engkaulah cahaya mentari yang selalu menghangatkanku,
Engkaulah cahaya rembulan dalam petangku, yang selalu menghapus laraku dengan sentuhan hangatmu
Engkaulah pelangi hidupku, yang selalu setia memberi warna indahmu untukku
Engkaulah wanita terhebat di duniaku. Ibu.
Ibu…
Saat kata-kata kita tak sejalan
Saat hati ini tersayat oleh hujatan
Apalah jadinya jika engkau berpaling dariku
Ibu, aku begitu rapuh, begitu rapuh
Aku tak tahan, jika itu terjadi
Karna engkau lebih dari seorang ibu
Engkau kekuatan dalam jiwaku
Ibu, aku selalu bangga membawa bekal yang kau siapkan untukku setiap paginya. Dan aku sanggat senang bisa membawanya ke sekolah.
Ibu, engakau selalu memberi perhatian yang maha agung. Maka percayalah pada anak gadismu ini, ketika ragaku jauh darimu aku akan baik-baik saja. Karena untaian doa dalam sujudmu selalu melindungi diriku.
Dan saat itulah, aku pasti akan merindukan masakan ibu, aku pasti merindukan bekal berbalut cinta yang selalu ibu bawakan untukku. Aku pasti merindukan, saat-saat kita bercerita bersama, memasak bersama, melipat baju bersama, makan bersama dan masih banyak hal yang lainnya yang pasti kurindukan.
Ibu..
Ketahuilah, meski kata “sayang” tertahan kuat dalam setiap degup jantungku, bergejolak dalam aliran darahku, aku tak dapat berbohong, aku tak bisa lepas dari pelukan hangatmu. Besar harapanku membahagiakan dirimu wahai malaikat jiwaku. Ibu dengarkanlah kata singkat ini “Ibu, aku sangat mencintaimu, aku sangat menyanyangimu, engkau wanita terhebatdalam hidupku.”

Dari anak gadis
yang selalu dalam lindungan cintamu

Nonik Sumarsih
|
This entry was posted on 04.28 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar:

Blogger Templates